Perang diantara orang Islam dengan orang kafir kristen dikenal sebagai perang salib yang berlangsung begitu lama. Kemenangan dan kekalahan berlaku silih berganti pada kedua belah pihak. Umat Islam berjuang habis- habisan melawan pihak musuh. Segala kekuatan dikerahkan begitu rupa karena pada waktu itulah kesempatan yang paling baik untuk memperoleh syahid di medan perang. Raja- raja dari semua kerajaan Islam memberikan bantuan kepada setiap panglima perang yang tampil memimpin para pahlawan Islam menentang kafir Kristen yang datang dari Eropa. Salah seorang yang banyak berjasa dalam perang salib ini adalah Sultan Nuruddin Zangki (zenggi) berketurunan bangsa Kurdi dan berkedudukan di Mosul. Beliau lahir pada tahun 1118 Masehi dan meninggal dunia pada tahun 1174 Masehi. Seorang raja yang terkenal dengan sifat taqwa, warak dan adil. Disebabkan keadilannya itulah dia diberi gelar Malikul Adil (Raja yang adil ).
Pada waktu malam, beliau bangun untuk sholat tahajud dan berdoa agar rakyatnya hidup bahagia dalam keridhoan Allah dan terselamatkan di akhirat nanti. Pada siang hari beliau banyak berpuasa dan selepas sholat wiridnya senantiasa panjang. Seluruh kekuatan yang dimilikinya adalah untuk melawan serangan tentara salib agar tidak dapat menjajah negara Islam. Beliaulah yang membentangkan jalan kepada Sholahudin al Ayyubi, panglima perang salib di pihak Islam yang telah berjaya membebaskan bumi Palestina dari cengkeraman kaum salib.
Beliau senantiasa tenang dan gembira melayani umat dan menteri- menterinya sekalipun negara sedang dalam keadaan darurat perang karena beliau telah bermimpi berjumpa Rasulullah pada suatu malam. Dalam mimpi itu Sultan melihat Rasulullah dalam keadaan gembira, menandakan perjuangan kaum muslimin yang dipimpinnya dalam berjihad berhasil.
Suatu hari Malikul Adil kelihatan tidak seperti biasanya, kali ini Baginda tampak risau seolah- olah ada yang tidak mengenakkan pada dirinya. Menteri- menteri menyadari hal itu, namun mereka tidak berani bertanya. Kerisauan dan kegelisahan tersebut berpuncak dari mimpinya pada beberapa hari yang lalu. Mimpi itu sangat mengerikan dan sulit untuk ditafsirkan. Dalam mimpinya itu, Baginda memakai baju yang bagus bergemerlapan dan berada dihadapan Rasulullah. Rasulullah memegang tangan Nuruddin dan menunjukan dua orang lelaki yang berada di hadapannya dan bersabda:“ Kenalilah Aku dan bebaskan Aku dari dua orang itu!” Nuruddin terbangun, namun wajah Rasulullah dan dua orang lelaki itu kelihatan jelas di hadapannya seperti bukan mimpi. Wajah kedua lelaki itu kelihatan kemerah- merahan. Tidak seorang pun diberitahu tentang mimpi itu dan beliau yakin bahwa yang datang itu benar- benar Rasulullah SAW. Baginda Rasulullah sendiri telah bersabda,“ Siapa yang melihat Aku dalam mimpi, sama artinya melihat aku di waktu bangun karena syaitan tidak akan datang menyerupai aku.“ keyakinan raja Nuruddin akan kesahihan mimpinya itu dikuatkan lagi dalam mimpinya yang dahulu yang berhubungan dengan peperangan. Ketika itu Rasulullah kelihatan sangat gembira sekali. Tetapi mengapa kali ini beliau kelihatan sedih? Dan siapakah gerangan dua lelaki yang ditunjukan oleh Rasulullah itu ?
Nuruddin tidak habis- habis merenung dan berpikir :” Ah.. ini tentu ada yang tidak beres pada kepribadian Baginda yang mulia atau akan ada sesuatu yang mengancam mar’ah umat islam.“ Dalam seminggu lamanya dia memikirkan hal itu dengan risau. Tiba- tiba mimpi itu berulang lagi, peristiwa seperti mimpi yang dahulu dan Rasulullah memanggil- manggil Nuruddin lagi.“ Kenalilah Aku dan bebaskanlah Aku dari dua orang itu.” Baginda terkejut dan langsung bangun kemudian langsung berwudhu terus sholat tahajud dan berdzikir sebanyak- banyaknya di malam yang sunyi itu. Karena terlalu lama berdzikir, Baginda tertidur dalam keadaan duduk dan wajah Rasulullah menjelma lagi. Dalam waktu yang sudah tidak beberapa lama sudah tiga kali beliau bermimpi berjumpa dengan Rasulullah dalam keadaan yang muram. “ Perkara ini benar- benar serius agaknya dan tidak boleh aku simpan sendiri saja.” Kata Nuruddin di dalam hatinya. Kemudian beliau tergerak hati untuk memanggil orang kepercayaannya, beliau teringat akan sabda Rasulullah,” Apabila seseorang bermimpi buruk, janganlah diceritakan kepada siapapun insyaallah tidak akan terjadi apa- apa.” Nuruddin berpikir sekejap, sanggupkah beliau menyimpan mimpi itu seorang diri? Tidak, mimpi itu sudah tiga kali datang dan yang datang adalah manusia yang termulia.
Selepas sholat subuh, raja Nuruddin memanggil seorang menteri kepercayaannya, Jamaluddin al Mushly. Lelaki itu sangat warak, takwa dan amanah seperti rajanya juga. Oleh karena itu dialah satu- satunya orang yang dipanggil oleh Nuruddin berhubung dengan mimpinya. Raja Nuruddin yakin, menterinya itu tidak akan membocorkan rahasia negara dan raja.
Hari masih terlalu pagi, suasana masih gelap, disana kedengaran suara kokok Ayam silih berganti dan waktu kerjapun masih lama lagi akan tiba. Namun menteri Jamaluddin sudah berangkat ke istana negara karena mengunjungi titah.“ Engkau adalah orang yang paling kupercayai untuk menyimpan rahasia negara selama ini. Oleh karena itu aku merasa tidak ragu lagi menceritakan mimpiku ini kepadamu. Jamaluddin mendengarkan dengan serius. Dia sendiri turut merasa penasaran dengan cerita rajanya. Kemudian Jamaluddin berkata, “ Ini memang betul- betul mimpi yang benar wahai tuanku, karena syaitan tidak akan dapat menyerupai Rasulullah.”
“ Kamu benar, aku pun merasa demikian.” Kata raja Nuruddin sepakat dengan pendapat Jamaluddin. “ Raja Nuruddin bertanya, “ Jadi agaknya apakah pendapatmu tentang mimpiku itu?” Jamaluddin menjawab,” Menurut pendapat saya ada rancangan jahat orang tertentu yang ditujukan kepada Rasulullah dan Rasulullah tidak menyenanginya. Tuanku diberi tugas untuk menggagalkan rancangan jahat itu.”
Nuruddin seolah- olah dikeluarkan dari kebuntuan setelah mendengar tafsiran dari Jamaluddin itu. Beliau percaya bahwa pendapat menterinya itu benar. Raja Nurrudin berkata,” Pendapatmu benar sekarang kemana dan bagaimana kita mesti mencari dua lelaki yang ditunjukkan oleh Rasulullah itu?” Jamaluddin mengajukan usul,” Bagaimana kalau tuanku pergi ke Madinah terlebih dahulu. Disana tuanku dapat berdoa di makam Rasulullah yang mulia, memohon petunjuk kepada Allah disisi kubur kekasihnya. Mudah- mudahan disana tersingkap rahasia mimpi tuanku.”
Semua persediaan dan perbekalan segera disiapkan. Maka pada hari yang telah ditetapkan, beribu- ribu rakyat berkumpul di hadapan istana untuk mengucapkan selamat jalan kepada raja mereka yang dihormati. Raja Nurrudin berangkat bersama beberapa oang pegawai tinggi menuju ke Madinah. Di setiap kampung yang dilaluinya beliau disambut mesra oleh rakyatnya. Beliau merasa puas dapat berjumpa dengan rakyatnya begitu juga rakyatnya merasa gembira bertemu dengan raja yang bejiwa rakyat dan senantiasa tersenyum kepada semua rakyat.
Namun dibalik senyumannya ada perasaan risau dan ngeri yang senantiasa menghantui beliau, tidak sesaat pun wajah kedua lelaki di dalam mimpinya itu hilang dari pandangan beliau. Beliau juga dapat menggambarkan dengan jelas perawakan kedua lelaki itu baik dari bentuk wajah, mata, susunan gigi, mulut, janggut bahkan keseluruh tubuh mereka. Kalau kedua lelaki itu melintas dihadapan baginda sudah pasti akan ditangkapnya. Disebabkan beliau asyik memikirkan tentang kedua lelaki tersebut, kadang- kadang beliau terpisah dari rombongannya. Beliau tidak putus asa untuk mencari kedua lelaki itu, secara sendirian beliau mengembara diantara bukit- bukit. Para pegawai tidak berani menegur apa- apa, sebaliknya mereka memperhatikan saja raja mereka dari jauh. Hanya menteri Jamaluddin saja yang sesekali mengingatkan beliau apabila beliau terpisah jauh dari rombongan.
Setelah beberapa hari perjalanan, rombongan beliau sampai di perbatasan Madinah. Jamaluddin memberitahu beliau,” Tuanku sebentar lagi kita akan memasuki kota Rasulullah SAW, oleh karena itu Tuanku harap untuk bersiap- siap.” Raja berkata,” Apakah yang harus aku lakukan untuk memasuki kota yang mulia itu?” Jamaluddin berkata,” Pertama hendaklah tuanku mandi dan bersuci, kemudian masuklah ke masjid Quba’ dan sholat tahiyatul masjid, ini adalah untuk menghormati masjid yang dibangun dengan tangan Rasulullah sendiri.” Raja dan rombongannya mengikuti arahan Jamaluddin. Setelah selesai mengerjakan sholat di masjid Quba’ rombongan raja menuju ke taman Roudhoh. Di taman yang mulia itulah jenazah Rasulullah bersemayam. Perasaan mereka yang berada dihadapan tempat jenazah baginda Rasulullah disemayamkan adalah sangat beda sekali. Mereka merasa seolah- olah berada di suatu alam yang lain. Lalu raja mengangkat tangannya tinggi- tinggi dan memohon kepada Allah supaya rahasia di balik mimpinya itu diperlihatkan kepadanya sebelum kedua manusia jahat melaksanakan niat jahat mereka. Detikkan hati raja Nurrudin yang begitu khusyuk dalam do’anya menyebabkan air matanya mengalir tanpa disadarinya. Memang disinilah salah satu tempat yang diperkenankan doa. Wajah Rasulullah semakin jelas di mata raja Nurrudin seolah- olah Rasulullah mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan raja Nurrudin. Beliau mendengar suara yang begitu dekat dengan telinganya,” Kenalilah Aku dan bebaskan Aku dari kedua lelaki ini.”
Setelah baginda berdoa dengan penuh khusyuk di taman Roudhoh, kemudian datang petunjuk dari Allah seolah- olah beliau dapat menyingkap tafsir mimpinya itu mulai dari kota tempat bersemadinya jenazah Rasulullah. Oleh karena itu, raja Nurrudin ingin segera mengetahui makna mimpinya yang menakutkan itu. Lalu beliau memanggil gubernur Madinah dan berkata,” Saya mau kamu kumpulkan semua penduduk kota Madinah, saya ingin bersalaman dengan mereka.”
Gubernur Madinah itu berkata,” Baik tuanku, segala titah tuanku akan saya laksanakan.” Gubernur Madinah pun segera menyampaikan pesan raja kepada penduduk Madinah dan sekitarnya. Setelah berita itu disebarkan, maka orang- orang bersama seluruh keluarganya pergi ke lapangan dengan perasaan gembira. Tidak seorang pun yang tertinggal. Mereka yang tua dan yang uzur di usung sehingga banyak sekali usungan yang kelihatan dalam perjalanan menuju ke lapangan yang ramai itu. Setelah raja Nurrudin sampai, maka beliaupun memandang kepada rakyat sebagai penghormatan. Mata raja Nurrudin mencari- cari wajah yang menjadi buruannya tetapi tidak juga kelihatan. Raja Nurrudin semakin risau, beliau duduk sebentar dan berbincang dengan pegawai- pegawai dari Madinah. Beliau berkata,” Apakah masih ada rakyat yang melepaskan peluang untuk bertemu denganku? Coba kau teliti sekali lagi!”
Kemudian para pegawai dari Madinah berdiskusi dan mencoba mengingat wajah orang yang hadir. Tiba- tiba seorang pegawai berkata dengan serius dan bersemangat,” Betul tuanku, saya ingat masih ada dua orang kenamaan di Madinah yang tidak hadir disini. Mungkin mereka berdua tidak mendengar tentang kedatangan baginda kesini.”
Raja Nurrudin berkata,” Dimanakah mereka berada dan siapakah mereka itu?” Denyutan jantung raja Nurrudin semakin cepat tetapi beliau dapat menahan perasaannya. Orang yang mengenali kedua lelaki itu berkata,” mereka berdua adalah ahli tasawuf dan ahli hikmah, sangat warak dan sangat banyak ibadahnya, siapa saja yang pergi kepada mereka akan menerima fatwa- fatwa yang menyejukkan dan menerima sedekah. Mereka berdua juga merupakan dermawan yang telah banyak sekali membantu orang miskin dan fakir.” Raja Nurrudin sangat tertarik dengan penjelasan pegawai tersebut, dan beliau berkata,” Saya sangat ingin bertemu engan mereka berdua, jemputlah mereka sekarang juga!” Tidak berapa lama mereka berdua pun datang kehadapan majelis. Mereka berdua berjalan dengan tunduk dan tawadhu’, sementara mulut mereka tidak berhenti berdzikir kepada Allah. Ketika mereka berdua berdiri dihadapan raja Nurrudin, beliau terperanjat karena mereka berdua itulah yang muncul dalam mimpinya. Beliau tidak bermimpi, kini beliau benar- benar berada di hadapan orang yang menjadi buruannya. Raja Nurrudin yakin bahwa lelaki itu yang muncul dalam mimpinya. Hatinya ingin langsung bertanya,” Siapakah kalian ini sebenarnya?” Beliau bertambah heran, karena mereka berdua itu begitu khusyu’ dan tawadhu’, gerak- gerik mereka tidak sedikitpun mencurigakan. Dari segi penampilan, semuanya mengacu kepada perilaku Rasulullah. Sewaktu bersalaman menunjukan adab seorang alim dan tasawuf, tutur katanya penuh hikmah dan selalu berasaskan Al- Qur’an dan Al- Hadits, tapi mengapa Rasulullah minta dibebaskan dari kedua orang itu?
Apakah dosa yang dilakukan mereka? Raja Nurrudin serba salah, karena mereka berdua dikenali sebagai orang alim di kalangan penduduk dan senantiasa menunjukkan sifat yang penuh tasawuf, beliau juga menghormati kealiman dan ketasawufan mereka. Setelah pertemuan, orang- orang pun pulang. Raja Nurrudin masih tidak puas karena teka- teki yang menghantuinya belum terjawab. Selepas menunaikan sholat, raja Nurrudin beristighfar dan berdzikir, kemudian beliau berdoa panjang. Dalam doanya beliau memohon petunjuk dari Allah. Ketika raja duduk sendirian, datanglah menteri Jamaludin dan berkata,” Wahai tuanku, sudahkah tuanku bertemu dengan dua lelaki yang tuanku cari itu?” Ya..sudah..” “Yang mana tuanku?” Dua orang yang terakhir, saya yakin pasti itulah orang yang ditunjukkan Rasulullah dalam mimpiku” raja Nuruddin berkata,” Tetapi sayangnya aku tidak mendapatkan sesuatu yang mencurigakan pada diri mereka. Akhlak, gerak- gerik dan tutur katanya semuanya menggambarkan kepribadian Rasulullah.
Setelah Jamaluddin mendengar kata- kata rajanya, maka diapun berkata ,” Tuanku ketahuilah bahwa seseorang yang pada lahirnya menunjukkan baik dan mengikut cara Rasulullah belum tentu hatinya baik. Boleh jadi mereka hanya berpura- pura supaya orang tidak mencurigainya. Padahal dia adalah musuh yang jahat. Raja Nuruddin memang tahu tentang tipu muslihat orang- orang kafir yang senantiasa hendak menghancurkan Islam dengan berbagai cara. Raja Nuruddin berkata,” Tuanku harus mengadakan penyelidikan kerumah orang itu..” Raja Nuruddin dan menterinya mengadakan perbincangan secara rahasia tentang cara yang terbaik untuk mendapatkan keterangan yang sejelas- jelasnya tentang kegiatan kedua lelaki tersebut. Setelah sekian lama mereka berbincang akhirnya mereka mendapatkan suatu ide yang baik. Yakni dengan menjemput khalayak ramai untuk menghadiri acara di rumah kedua lelaki itu atas permintaan raja Nuruddin. Kedua orang yang dimaksud juga turut di undang sebagai tamu kehormatan. Seluruh sudut di dalam rumah itu diperiksa oleh raja Nuruddin, namun tak ada satu bendapun yang mencurigakan. Sebaliknya dalam rumah tersebut dipenuhi ayat- ayat Al Quran yang di gantung dan juga hadits nabi. Di dalam almarinya di penuhi dengan kitab- kitab agama, fiqih dan tasawuf. Keadaan rumah itu menggambarkan seolah- olah pewaris Nabi. Hati kecil raja Nuruddin bertanya dalam hati, apakah lagi yang harus aku risaukan? Kenapa baginda Rasulullah meminta pertolongan dariku supaya dibebaskan dari kedua lelaki itu? Setelah merasa puas menyelidik rumah tersebut, raja Nuruddin mengambil keputusan untuk meninggalkan rumah tersebut. Ketika beliau hendak melangkahkan kaki, datanglah ilham yang membuat beliau sangat ingin melihat permadani yang sangat indah terbentang di sudut rumah. Raja Nuruddin merasa sangat kagum dengan keindahan dan kehalusan permadani yang di anggap cukup mahal itu. Raja Nuruddin tidak merasa puas dengan hanya melihat permadani itu, tetapi baginda ingin membelai permadani itu. Lalu beliau melihat dibawah permadani itu ada papan. Raja Nuruddin mulai curiga tentang papan itu, lalu beliau mengangkat papan tersebut dengan hati- hati. Ternyata di bawah papan tersebut terdapat sebuah terowongan yang bertangga. Raja Nuruddin meneliti kemana terowongan itu berujung. Akhirnya beliau terkejut dan berkata,” Masyaallah terowongan ini menuju ke arah makam Rasulullah.” Kemudian raja Nuruddin memerintahkan supaya kedua lelaki itu di tangkap. Dengan terbongkarnya rahasia tersebut yakinlah raja Nuruddin terhadap makna mimpinya. Kedua lelaki yang menyamar sebagai orang alim itu adalah musuh yang hendak mencuri jasad Rasulullah. Orang- orang berdatangan untuk menyaksikan rumah orang alim tersebut. Beberapa orang telah turun kedalam terowongan yang sangat jauh itu dan akhirnya mereka mendapati terowongan itu sudah hampir mendekati kepada tempat jasad Rasulullah dikebumikan.
Setelah mendapat kepastian tentang terowongan tersebut, orang- orang memukul kedua lelaki tersebut dan kemudian dibawa ke pengadilan. Di hadapan pengadilan keduanya mengaku sebagai agen Yahudi. Orang- orang Yahudi memberi uang yang cukup banyak untuk mencuri jasad Rasulullah dari makamnya. Apabila jasad Rasulullah berada di tangan pihak Yahudi, maka mudahlah bagi mereka untuk merendahkan martabat kekasih Allah dan menghina umat Islam. Umat Islam di Madinah merasa tertipu dan akhirnya mereka berdua di jatuhi hukuman mati. Raja Nuruddin telah memerintahkan supaya sekeliling makam Rasulullah di pagar dengan permanen sampai ke bawah tanah untuk mengantisipasi hal yang seperti ini agar tidak terulang kembali.
Sebelum raja Nuruddin pergi meninggalkan Madinah, beliau bermimpi lagi dengan Rasulullah. Tapi kali ini Rasulullah merangkul dan memeluk beliau. Sebelum bertolak, raja Nuruddin mengingatkan kepada penduduk Madinah akan kejahatan dan dendam orang Yahudi terhadap Islam, dendam mereka terhadap Islam akan abadi dan berkelanjutan. Raja Nuruddin pun kembali ke Mosul dengan diiringi doa dan airmata oleh seluruh rakyat yang sangat menyintainya. Ketahuilah bahwa hari ini orang Yahudi telah berhasil menghancurkan kesatuan Islam dengan menghancurkan sistem Khilafah. Mereka telah berhasil mengadu sesama umat islam sendiri. Semoga kita segera bersatu dalam naungan Daulah Khilafah untuk menegakkan kembali Islam yang agung.
Allohu akbar...
ReplyDeleteAllahu akbar.... tegakkan Jihad dimanapun bumi di pijak....
ReplyDeleteAllahu akbar....
ReplyDeletekristen = kafir
ReplyDeleteAllahu Akbar
ReplyDelete