..........Dukungan untuk Palestina mengalir dari penjuru dunia, begitu juga kecaman bagi Israel. Yusuf Qaradhawi pun ingin disebut teroris.........…….
Arafat dengan senjata disampingnya dalam sebuah wawancara dengan salah satu stasiun televisi Palestina mengatakan,” tidak ada yang gentar, tidak ada yang takut. Kami akan pergi dan masuk ke Jerusalem, memberikan syuhada, ribuan syuhada di jalan kami.” Sikap Arafat akhirnya mencerminkan perlawanan rakyat Palestina terhadap penjajahan Israel. Dan sikap itu pula yang tampak pada seluruh komponen muslim Palestina.
Ribuan rakyat Palestina turun ke jalan di jalur Gaza dan Tepi Barat. Mereka melakukan aksi protes terhadap Israel dan menyatakan diri siap syahid dan akan menuntut balas. Begitu pula kelompok- kelompok pejuang Palestina yang dari awal memang sudah menolak proposal perdamaian yang digulirkan pangeran Abdullah di KTT Liga Arab, Beirut.
Menurut Hamdan Usamah, salah seorang pemimpin HAMAS, mengatakan bahwa pertemuan di Beirut tersebut hanya membuang- buang waktu saja.” Pertemuan di Beirut banyak yang melupakan kepentingan rakyat Palestina disini,” ujar Hamdan. Hamdan Usamah yang berada di Beirut pula tak hanya menolak, tapi memberikan anjuran untuk melakukan pemutusan hubungan dan boikot terhadap pihak zionis.” Rakyat Palestina menginginkan seluruh bangsa arab melakukan aksi boikot pada Israel atas agresi dan tindakan terorisme pada rakyat Palestina,” katanya.
Lebih lanjut Hamdan mengatakan, jika kondisi ini terus berlangsung, perlawanan yang dilakukan oleh HAMAS pu akan terus berlangsung di segala lini, termasuk melakukan bom syahid.” Saya yakin dan percaya bahwa gerakan intifadhah akan berlanjut dan terus berlangsung, dan ini memang yang telah diputuskan bagi operasi militer HAMAS,” ujarnya.
Ucapan Hamdan Usamah tersebut bukan isapan jempol semata. Pimpinan HAMAS yang lain, Abdul Azis Rantisi menyatakan bahwa perlawanan memang masih terus berlangsung. Saat KTT Liga Arab sedang berlangsung, aksi bom syahid kembali dilancarkan kelompok HAMAS di sebuah rumah makan di Netanya dan menewaskan 21 orang. Beberapa saat setelah aksi bom syahid, pihaknya mengumumkan bahwa HAMAS bertanggung jawab sepenuhnya atas peristiwa ini. Peristiwa itu pula yang mengundang presiden Bush menganugerahkan predikat “teroris paling mematikan” bagi kelompok HAMAS. Tapi sebaliknya, pemerintah AS tak berkata dan melakukan apa- apa saat tentara dan tank- tank Israel mengamuk di Ramallah.
Lebih dari itu, Amerika dengan jelas mengatakan bisa mengerti jika Israel melakukan kebijakan militer yang diambil Sharon.” Kami bisa mengerti jika pemerintah Israel mengambil keputusan untuk memberi respon pada tindakan teror. Dan ini menjadi hak Israel memutuskan yang terbaik untuk rakyatnya, kami hanya bilang hati- hati atas konsekuensinya,” ujar Colin Powell.
Sementara itu atas julukan maut yang diberikan Bush, Abdul Azis Rantisi mengatakan kepada pers bahwa kelompoknya dibangun memang untuk menghancurkan Israel. Mengenai keterkaitan bom syahid yang membawa korban tewas 21 orang dan luka 130 di Netanya dengan KTT Liga Arab, Rantisi menjawab tak ada kaitan.” Tak ada kaitannya antara operasi dan pertemuan di Beirut. Serangan ini adalah jawaban untuk aksi terorisme yang dilakukan oleh Israel,” ujar Rantisi.
Tentangan atas inisiatif damai dari pangeran Abdullah kepada Israel tak hanya datang dari pejuang Palestina atau rakyat Palestina, tapi juga dari beberapa muslim di lain negara, satu diantaranya adalah Mesir, Jum’at(29/03) turun kejalan memberikan dukungan kepada rakyat Palestina dan menentang rencana damai dengan Israel.
Usai menunaikan shalat Jumat di masjid Al Azhar mereka melakukan demonstrasi besar- besaran di depan kedutaan besar Israel di Kairo. Demonstrasi ini dipimpin langsung oleh imam Al Azhar, Syeikh Muhammad Tantawi dan beberapa ulama lainnya. Tantawi dalam kesempatan tersebut meyakinkan bahwa seluruh penduduk muslim dunia berada disisi dan mendukung perjuangan rakyat Palestina. Tak hanya datang dari dunia Islam dan Arab, dukungan dari penduduk kota Roma pun nampak terlihat. Ratusan orang turun ke jalan seraya mengelu- elukan spanduk selamatkan Palestina dan mengutuk Israel. Menurut salah seorang demonstran, Ariel Sharon adalah seorang pembunuh dan pembantai rakyat Palestina.
Dukungan tak hanya ditujukan kepada rakyat Palestina dan perjuangan mereka, tapi juga untuk Yasser Arafat. 18 orang aktivis perdamaian dari Eropa hari ahad lalu(31/03) menginap dan duduk bersama dengan Arafat di kantornya. Aksi menginap di rumah Arafat ini nampaknya masih akan berlanjut dan kian bertambah pendukungnya. Direncanakan, awal pekan ini beberapa orang aktivis perdamaian Perancis akan bergabung lagi.
Ternyata dukungan untuk berjuang bagi rakyat Palestina tak hanya datang dari rakyat, ulama atau pemerintahan, tapi juga datang dari Usamah Bin Laden. Sebuah harian berbahasa arab yang terbit di London mengatakan, bahwa pihaknya telah menerima sebuah e-mail yang dipercaya dikirimkan oleh Usamah Bin Laden.” Diantara peristiwa berdarah, semua orang dipanggil untuk berjihad sekarang,” demikian salah satu kalimat dalam e-mail tersebut.
Menurut Abdul Bari Atwan, salah seorang editor Al Quds Al Arabi, salah satu indikasi bahwa e-mail tersebut dari Usamah Bin Laden adalah terminologi dan bahasa yang digunakan didalamnya. Abdul Bari Atwa, yang pernah mewawancarai Usamah pada tahun 1996 mengatakan, bahwa dalam e-mail masih ia ingat, sama dengan bahasa yang digunakan Usamah.” Ia mendukung aksi bom syahid menyerang Israel yang dilakukan pejuang Palestina,” kutip Atwan.
Dalam e-mail tersbut tertulis pula bahwa zionis Amerika berperan aktif dibelakang penyusunan proposal perdamaian tersebut.” Ia mengatakan bahwa pangeran Abdullah adalah seorang penghianat,” tutur Atwa mengutip isi e-mail.
Sementara itu ulama Mesir lainnya, DR. Yusuf Qaradhawi memberikan dukungan moral yang sangat besar bagi perjuangan rakyat Palestina. Dalam sebuah ceramahnya di Qatar, Qaradhawi mengecam tuduhan Amerika yang menyebut pejuang- pejuang Palestina sebagai gerakan teroris.” Sudah sangat jelas bedanya antara perjuangan dan terorisme. Dan yang dilakukan rakyat Palestina adalah perjuangan melawan penjajahan dan penindasan Israel,” ujar Qaradhawi.
Lebih lanjut Qaradhawi mengatakan, jika kelompok- kelompok pejuang seperti HAMAS dituding sebagai teroris, maka dirinya dengan rela menjadi teroris.” Ya Allah jadikan aku teroris, kumpulkan aku bersama teroris dan wafatkan aku sebagai teroris,” ucapnya dalam nada doa.
Jika ulama sekaliber Qaradhawi sudah berujar demikian, Israel dan Amerika bisa- bisa menemui sandungan yang amat besar untuk menunaikan ambisinya. Karena kata ulama adalah fatwa untuk umat sekaligus doa yang mudah terijabah. Kita lihat saja, berapa lama Israel dan Amerika mampu bertahan.
0 komentar:
Post a Comment