Jejak Berdarah Ariel Sharon

Posted by Fursan Allail On 08:53 | 1 comment

Ariel Sharon, lelaki ini lahir di Kfar Malal, sebuah kota di Palestina pada tahun 1928. Sharon mengawali karir militernya saat ia berusia 18 tahun sebagai pemuda yang bergabung dalam pasukan rahasia untuk mempersiapkan Negara Israel dan turut dalam serangan Israel ke Heganah pada tahun 1942. Karir militernya mulai menanjak ketika ia menjadi komandan pasukan unit 101 yang diberi tugas khusus melakukan penyerangan Israel ke Yordania pada tahun 1953. Disinilah dokumentasi kekejaman Sharon dimulai. Ia membantai sedikitnya 50 pengungsi di kamp El Bureigh, sebelah selatan jalur Gaza.

Menurut salah seorang komandan pasukan perdamaian kala itu, Mayjen Vagh Bennike,” Orang- orang Sharon menyerang pengungsi yang sedang tertidur di malam hari, melempari jendela mereka dengan bom dan menembaki pengungsi dengan senjata otomatis.” Dan setelah itu, berturut- turut ia memimpin beberapa penyerangan lagi, diantaranya serangan yang menyebabkan krisis di terusan Zues pada tahun 1956, perang enam hari pada tahun 1967 dan perang Yom Kipur pada tahun 1973. Dan sejak itu, ia seolah- olah keranjingan berperang.

Keranjingan berperang itu pula yang membuat Ariel Sharon banyak mendapat julukan, baik dari lawan maupun kawan- kawannya. Julukan dari Singa Padang Pasir, Raja Yahudi sampai julukan Mesin Bulldozer pernah ia sandang karena aktivitasnya. Tentang julukan itu sendiri Sharon tak pernah ambil pusing, karena ia sendiri percaya bahwa dirinya memang lebih hebat dibanding semua orang, termasuk dalam hal membunuh.

Dalam sebuah wawancara dengan sebuah harian Israel, Davar, pada 17 Desember 1982, Sharon pernah mengatakan keinginannya.” Saya sendiri tidak ingin lebih hebat dari Khomeini atau Brezhnev, Qadhafi, Assad, Margareth Teacher atau Harry S Truman yang berhasil memusnahkan setengah juta penduduk Jepang dengan dua bom atomnya. Saya cuma ingin lebih cerdas, lebih cepat dan lebih efisien dari mereka semua,” katanya.
Uzi Landau, pembesar partai Liquid memujinya sebagai seorang dengan otak brilian.” Sharon memang pria pemberani, cerdas seorang yang taktis, pintar dan berpengalaman,” tutur Landau. Ya, memang Sharon seorang yang brilian dalam masalah membunuh, ia seorang yang cepat jika dalam urusan membantai rakyat Palestina. Buktinya, saat menjadi menteri pertahanan pada tahun 1982 sharon melakukan pembantaian yang paling menakutkan yang pernah terjadi di Shabra Shatila. 2500 pengungsi dikabarkan terbantai dalam tragedi tersebut.

Karena itu pula, menteri Otoritas Palestina Ziad Abu Zayyad memberikan julukan baru bagi Sharon sebagai orang yang tak cocok diajak damai.” Dia manusia perang. Ia manusia dengan penuh rencana ekspansi, dan saya pikir ia tak cocok dengan proposal perjanjian damai di Timur Tengah,” ujar Zayyad.

Tentang perdamaian itu sendiri, Sharon mengakui bahwa dirinya tak terlalu berinteres dengan perdamaian yang tak menguntungkan Israel.” Saya percaya perdamaian, tapi saya lebih percaya pada perdamaian yang menjamin eksistensi negara Israel,” tegasnya dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi CNN.

Sebenarnya Ariel Sharon pernah terjerat sanksi militer yang berbuntut rusaknya karier militer sang buldozer penuh darah ini. Ia dipaksa mundur dari karier militer pada tahun 1972 pada saat ia menduduki jabatan kepala staf komando utara. Tapi ternyata pengusutan atas Sharon tak berlanjut, dan lebih parah lagi beberapa tahun kemudian ia justru ditarik aktif masuk kabinet dan menjadi orang penting pemerintahan israel.

Tahun 1973, Sharon bersama beberapa tokoh garis keras Yahudi mendirikan partai Likuid, lalu iapun terpilih menjadi anggota Knesset, parlemen Israel. Ia juga pernah menjabat sebagai penasehat militer perdana menteri Yitzak Rabin pada tahun 1974. Tahun 1977, dibawah pemerintahan perdana menteri Menachem Begin, Ariel Sharon menduduki kursi menteri pertanian, dan pada masa ini pula sejarah mencatat agresi dan pendudukan tanah rakyat Palestina terjadi besar- besaran, utamanya di jalur Gaza, Tepi Barat dan Ramallah. Dengan jabatan itu pula ia membangun pemukiman baru untuk penduduk Yahudi yang ia datangkan dari Afrika dan Uni Soviet. Tak tanggung- tanggung, ia pernah membangun 144.000 perumahan bagi imigran gelap Yahudi yang ia undang untuk kembali ke Israel saat Uni Soviet runtuh.

Karir puncak Sharon sebelum duduk sebagai perdana menteri adalah menteri luar negeri. Di kursi ini ia pernah mencatat sejarah sebagai seorang menteri Israel yang tak mau berjabat tangan dengan Yasser Arafat. Dan kini, ketika ia menduduki kursi nomor satu di israel, tak ada satupun yang menghalanginya untuk setiap hari mencuci tangan dengan genangan darah. Tak ada satupun kekuatan yang bisa mencegah kapan Ariel Sharon ingin membunuh dan membantai, apalagi dengan dukungan Amerika yang selalu bisa mengerti kenapa Ariel Sharon melakukan kekerasan di negeri Palestina.
Meskipun tak ada yang bisa menghentikan Ariel Sharon, tapi ada yang tak bisa dikalahkan sang penjagal satu ini. Rakyat Palestina, pejuang- pejuang tanah Al Quds dan para bocah yang siap berjihad membebaskan Al Aqsa. Mereka tak pernah bisa dikalahkan Ariel Sharon.

1 comment: