Coret 09

Posted by Fursan Allail On 04:06 | No comments
(030213)


SMA Budi Luhur juga mengadakan salat tarawih di sekolah. Mereka, jadi punya kesempatan berangkat bersama2. Dan dalam mobil, ipung serius benar dengan sikapnya.

" Bukan muhrim, dilarang saling bersentuhan..." Kata Ipung.

" Kok kayak slogan bis kota," sungut paulin geli.

" Tarawih memang mirip bis kota. Dan terminal adalah surganya. Muhrim adalah penumpang dan sopirnya. Kalau penumpang sibuk menyentuh2 sopir, bis kotanya bisa nabrak."

#Novel Ipung #1 ~ Prie GS



***


Musisi harus menciptakan musik. Pelukis harus menggoreskan kuasnya. Penyair harus menuliskan sajaknya. Mereka harus melakukannya agar mencapai puncak kedamaian dalam diri mereka sendiri. Seseorang harus menjadi apa yang mereka bisa jadi.

#Episode Cermin Hati
 



***


Pulanglah. Pulanglah ke rumah. Dimana ada seorang wanita tercantik yang merindumu. Dia yang telah mengandung dan membesarkanmu dengan jutaan galon air mata.

Pulanglah. Pulanglah ke rumah. Dimana ada seorang lelaki tertampan yang menunggumu. Dia yang telah memapahmu dengan lusinan sayap2 patahnya.

Tak peduli seberapa buruk dirimu, sebanyak apa dosamu, selimbung apa langkahmu, mereka kan setia mendekapmu dalam nyanyian malamnya, merayumu dalam canda rindunya, menguatkanmu dengan ringkih bahunya.

Pulanglah. Karena tanpamu, mereka merintih sakit.
— at Perkampungan Mujahidin Afganistan
***
(040213)
Belajarlah dari para penambang yag tekun mencari emas. Ditimbanya berliter2 tanah keruh dari sungai. Ia saring lumpur dari pasir. Ia sisir pasir dari logam. Tak jemu ia lakukan hingga tampaklah butiran emas berkilauan.

Begitulah semestinya kita memperlakukan kegagalan. Bagiku, kegagalan itu seperti pasir keruh yang menyembunyikan emas. Bila kita terus berusaha, tekun mencari perbaikan disela2 kerumitan, serta berani menyingkirkan alasan2, maka kita akan menemukan cahaya kesempatan.

Jika hanya mencari2 alasan, itu sama saja dengan membuang pasir dan semua emas yang ada didalamnya.

#Episode Hati yang Baru
— at Tepian Sungai Eufrat, Iraq
***
(050213)
Lelakon ini, sungguh menyesakkan. Kita tak bisa memilih lakon apa yg kita perankan. Peran apa yg cocok dengan pribadi kita. Kita dipilihkan, bukan memilih.

Dia yg mengatur semesta, mengetahui segala sesuatunya, baik yg nampak maupun yg tersembunyi. Mencipta kita dengan segala keterbatasan ciptaan-Nya. Mencipta kita dengan segala kelebihan ciptaan-Nya. Hanya Dia yg mengetahuinya, sampai dimana orbit diri ini terantai.

So, jangan sok tahu dengan berkata 'aku tak sanggup lagi'. Bersabar dan bersyukurlah. Sepasang sayap ini akan membawa kalian melintasi orbit, hingga ke ujung rantai. Sementara itu,kepercayaan dan harapan adalah gema dari kepakan2 sayap tersebut.

Bersemangatlah, karena kamu tak sendiri. Ada Dia, kau dan aku.
***
Itulah kenapa Tuhan mengharuskan orang bekerja. Makan jadi enak kalau lewat bekerja. Tanpa bekerja, manusia tak lebih dari ayam potong

#Novel IPUNG, hal.70, by Prie GS
***
Apakah hamba harus dihinakan seperti ini dahulu ya Rabb hanya untuk menggapai kemulyaan duniamu? Bukankah segala yang hamba dapatkan selama ini lebih dari cukup ya Rabb demi merayu kemulyaan-Mu? Jika hamba sahaya yang hina dina ini lebih Engkau cintai, maka jangan berikan hamba mimpi untuk menjadi manusia yang mulya namun penuh murka-Mu. Jika jutaan galon keringat dan air mata ini lebih Engkau ridhai, maka jangan lintaskan kepada hamba mercy dan kilau berlian dunia namun penuh amarah-Mu.

Aku meminta pada Yang Maha Ada. Aku merayu pada Yang Maha Kasih. Aku merindu pada-Mu yang sudi merinduku.

Ya Allah, ya razzaqu
Ya Allah, ya razzaqu
Ya Allah, ya razzaqu
***
(060213)
"Seorang ibu mampu merawat dan membesarkan sepuluh orang anaknya. Namun sepuluh orang anak belum tentu mampu dan sanggup merawat seorang ibu."

(Anonim)

Oleh karena itu, kaum ibu, kalian itu begitu spesial. Saking spesialnya derajat kalian ditinggikan beberapa derajat diatas kaum pria. Lalu mengapa dengan iming2 kata 'emansipasi' kalian tergiur dan menjerumuskan diri dibawah standart yang telah ditetapkan Allah? Lets back to your track!!!
***
Pernahkah kita kehujanan karena lupa tidak membawa payung? Atau ketika sedang terburu2 tetapi perjalanan malah tersendat, seolah membiarkan kita terlambat? Sebal, marah dan bahkan mengumpat, inikah yang disebut ketidakmujuran?

Wahai saudaraku, sadarilah, itu sebenarnya adalah cara alam menghibur kita. Ia mengajak kita tersenyum, menertawakan diri sendiri dan bergurau secara nyata. Rasa jengkel itu muncul karena kita tak mencoba bersahabat dengan keadaan.

Kita hanya mementingkan diri sendiri. Kita lupa jika toh keinginan kita tidak tercapai, tak ada salahnya apabila kita menyambutnya dengan tersenyum, meski serasa kecut tak apalah.

#Episode Menghibur Diri Sendiri
— at Tepian Sungai Eufrat, Iraq
***
 (070213)
Jangan berhenti. Bukan karena berhenti akan menghambat laju kemajuan anda. Namun sesungguhnya alam mengajarkan bahwa kita tak akan pernah bisa berhenti. Meski anda berdiam diri disitu, bumi tetap mengajak anda mengelilingi matahari. Maka, bergeraklah, bekerjalah, berkaryalah.

Bekerja, bukan hanya sekedar untuk meraih sesuatu. Bekerja adalah memberi kebahagiaan diri.

Air yang tak bergerak, lebih cepat busuk. Kunci yang tak pernah dibuka, lebih cepat serat. Mesin yang tak dinyalakan, lebih cepat berkarat. Hanya perkakas yang tak digunakanlah yang disimpan dalam laci berdebu. Alam telah mengajarkan ini, pun yang tercantum dalam kitab suci (QS 62:10). Jangan berhenti berkarya, atau anda segera menjadi tua da tak berguna.
***

Sebagaimana fakta yang terungkap bahwa di tengah lautan, dimana keseluruhan manusia sepakat ia berasa asin, terdapat aliran air yang berasa tawar. Begitupun yang namanya lautan kebencian, ditengah2nya masih terdapat tawaran simpati, selalu.

#Episode Diambang Sore
— at Tepian Sungai Eufrat, Iraq
***

Malam semakin beranjak, meninggalkan jejak petang ditepian cakrawala. Sementara pagi belumlah bangun, tuk menapaki titian fajar. Empat waktu dalam 24 jam, menyusun lembaran naskah berbilang hari. Berkejaran, beriringan, kejar mengejar namun tak pernah saling mendahului. Akur. Sampai tiba masanya.

Masa dimana tiada guna lagi jerit tangis penyesalan. Yang ada hanya pentahbisan para wisudawan bergelar makhluk. Persidangan terakhir. Menuju peristirahatan kekekalan.

#Episode Terminal Terakhir
— at Perkampungan Mujahidin Afganistan
***
(080213)
Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang bukanlah serpihan2 makanan pagi. Bukanlah pula eraman hangat di malam2 yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak2 mereka dari tebing yang tinggi.

Detik pertama anak2 elang itu menganggap induk mereka begitu keterlaluan, menjerit keakutan, matilah aku! Sesaat kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang.

Bila anda tak berani mengatasi masalah, anda takkan menjadi seseorang yang sejati.

#Episode Fajar Baru
— at Perkampungan Mujahidin Afganistan
***
".... Demi Tuhan yang jiwaku berada ditangan-Nya, seandainya seseorang terbunuh dijalan Allah(syahid) kemudian hidup lagi dan terbunuh lagi, kemudian hidup lagi dan terbunuh lagi, sedangkan ada tanggungan hutang padanya, maka ia tidak akan masuk surga sampai melunasi hutangnya."

(HR. Nasa'i, Ath Thabrani, Al Hakim)

Betapa kita begitu rindu dengan surga. Dan betapa surga pun rindu dengan orang2 yang senantiasa istiqomah di jalan Allah. Semoga kelak kerinduan ini tidak terhalang oleh apapun, termasuk hutang.

#Episode Muhasabah Senja
— at Perkampungan Mujahidin Afganistan
***
### OSHIN ###.

Usianya baru 7 tahun saat ayahnya menyuruh Oshin menjadi babysitter, untuk membantu keluarganya yang hidup susah di tahun 1907. Di usia sekecil itu, Oshin harus menerima perlakuan kasar secara fisik dan kata2 merendahkan dari kepala pelayan di rumah majikan tersebut. Tapi Oshin bertahan, demi keluarganya. Hingga suatu hari dia dituduh mencuri, Oshin tidak terima, semiskin apapun keluarganya, dia tidak akan mencuri. Oshin pergi dari rumah majikan tersebut. Kabur, pulang ke rumahnya. Jaman itu, bukan perkara mudah melakukan perjalanan meski hanya hitungan puluhan kilometer.

Musim dingin, badai salju, hampir mati membeku, Oshin yg kedinginan diselamatkan oleh tentara deserter. Oshin tinggal bersama tentara itu hingga musim dingin berlalu, salju mencair.

Cerita Oshin ini panjang sekali; berganti majikan, tumbuh menjadi remaja, bercita-cita menjadi penata rambut, kabur ke Tokyo menolak menjadi pelayan bar, menikah, dibenci oleh mertuanya, membesarkan anak, memiliki toko ikan, melewati gempa bumi besar, perang, kesusahan hidup datang silih berganti. Hingga akhirnya kebahagiaan sejati tiba.
Sebagian penduduk Jepang dibesarkan oleh cerita ini (diputar di televisi Jepang tahun 1983), banyak sekali penduduk Jepang yang jatuh cinta pada Oshin kecil dan perjuangan hidupnya. Wanita yang tidak pernah menyerah, tidak akan, sesulit apapun. Wanita yang memiliki kehormatan dan sungguh2 menjaganya. Serial televisi ini pernah menguasai hingga 63% share penonton televisi Jepang. Saya tidak tahu seberapa besar pengaruhnya terhadap etos kerja penduduk Jepang, boleh jadi signifikan.

Oshin, adalah salah satu cara terbaik menanamkan pemahaman hidup yang baik. Tidak terbayangkan, kalau stasiun televisi kita punya 10 drama seperti Oshin, mungkin kita bisa berhenti mencemaskan banyak hal. Keluarga memiliki serial favorit yang penuh pesan moral. Sayangnya, kita justeru punya 100 acara ketawa-ketiwi, sinetron antah berantah, jebakan tidak lucu, acara2 gosip dan sejenisnya--yang laku pula, ditonton tua muda.

Nasib. Semoga besok lusa ada yang datang dengan kekuatan penuh, berusaha merubah situasi.

#Kangen sama serial ini, kebetulan bang tere update status oshin, ane copas dah. Always AWESOME !!!
***
(090213)
Ada yang berkata, takdir kita terikat dengan daratan. Seperti kaum kita yang tinggal diatasnya. Yang lain berkata, takdir bagai benang yang ditenun menjadi kain. Jadi takdir terikat dengan banyak orang. Itulah hal yang kita cari, atau kita perjuangkan untuk merubahnya. Ada yang tak pernah menemukan takdirnya. Tapi ada, yang dituntun menuju ke takdirnya.

Ada yang bilang kalau takdir diluar kendali kita. Takdir bukan hanya milik kita. Tapi aku lebih memahaminya. Takdir kita, tinggal dalam diri kita. Kau harus menjadi cukup berani untuk melihatnya, dan merubahnya.

"....Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..."

(QS. 13:11)

#Episode Positif Thinking
— at Perkampungan Mujahidin Afganistan
***
"Marjikun. AKu heran. Wajahmu mirip mandra, apa yang kamu risaukan...."

Lagi2 tawa mengocok perut siapa saja.

"Saya yakin karena mandra minder, maka ia pilih jadi bintang sinetron. Karena saya minder, saya nekat mencintai paulin. Bukan sebaliknya!"

Tepuk tangan meledak.

"Kita sama2 tidak cakep Marjikun. Tapi adalah suatu bukti, kalau paulin mencintai saya. Sekian!"

#A Quote dari Novel IPUNG hal 135-136
***
Malam. Bukanlah siang yang selalu benderang, namun hanya gelap berteman temaram sang dewi. Sesekali taburan lintang menambah sendu suasana. Melelapkan mayapada.

Berkelebat beberapa kalong menciumi dedaunan, memenuhi paruh mungilnya dengan rupa2 serangga, sebagai buah tangan untuk buah hatinya. Ratusan jangkrik saling mengadu lirik di pematang sawah, layaknya kontes paduan suara. Siapa yang menang dialah rajanya.

Bagi kita, mereka hanyalah hiasan, pemanis buatan, hanya manis ketika tersentuh lidah, hanya menarik disaat kita butuh. Selebihnya? pengganggu kenyamanan primata kelas wahid!!!

Sesungguhnya bila kita jeli, mau 'memaksimalkan' seluruh indera kita, maka akan kita dengar kalimat tasbih, bukan suara ribut, mengagungkan dan memuji pada-Nya, Allah azza wajala.

"Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi...."
(QS. 64:1)

Mari kita buka lebar2 telinga kita, mata kita, pikiran kita, dan hati kita, dalam melihat sekitar. Bagaimana bisa? ya.., bisa.., dengan doa!!!

#Episode Nyanyian Malam
— at Perkampungan Mujahidin Afganistan
***
    
    
  

0 komentar:

Post a Comment