"Buguru Fatma" !

Posted by Fursan Allail On 03:43 | 4 comments

"Buguru Fatma" !
Seseorang memanggil ku.. Aku msh ingat suara itu, hanya dia yg memanggilku dengan embel2 "guru" di depan namaku.
***

Bocah itu, sepuluh tahunan kurasa. Dengan gitar kecil senar empat (ukulele/ kencrung) menyanyikan lagu gembira.. Setelah selesai dengan pertunjukannya ia menjauh dari keramaian. Menghitung recehan dalam kantong kresek, aku mendekatinya.. Kumasukkan selembaran kertas bergambar monyet dalam kreseknya, ia menatapku.. Lalu mengembalikan uang itu dengan tangan kiri..
" Maaf mbak,. Saya bukan pengemis .." !
Aku tersenyum, ku masukkan lagi uang itu. Kembali ia menolaknya,
"maaf mbak,. saya bukan pengemis.." ulangnya, dan dengan tangan kiri (lagi) ia mengembalikan lima ratusanku, lalu bergegas meninggalkanku.

"nyanyikan satu lagu untukku," ! Pekikku , ia berhenti dan menoleh padaku. Dinyanyikannya lagu marimari dengan riangnya.. Aku suka caranya memainkan kencrung, aku jg suka pd suara seraknya,. Pd kaos Kurt Cobain nya juga.. Semua yg ada pada bocah itu aku suka!
Selesai satu lagu ia menarik kertas monyetku dengan tangan kiri, lagi !

"Maaf mbak" ! Katanya datar.
"untuk apa" ? Balasku,
"saya ini pengamen, bukan pengemis! Pantang bagi saya menerima uang cuma-cuma" !!
"oh,. Itu. Tak mengapa" ia tersenyum kecil, mengucapkn terima kasih.. Dan berlalu dari ku, dengan menenteng kencrung nya dengan tangan kiri !!

Sudah seminggu ini,. Bocah itu begitu menarik perhatianku. Bukan saja karena naluri guruku, tapi lebih dari itu. Tatap matanya,. Caranya berjalan,. Dan pemikirannya,. PENGAMEN,. BUKAN PENGEMIS !!

Setelah beberapa kali penawaran akhirnya ia setuju menyanyikan beberapa lagu untuk ku, dengan bayaran semangkuk bakso,.

"saya sendiri d sini mbak" ! Jawabnya saat kutanya dengan siapa ia mengamen.
" jangan panggil mbak,. panggil ibu saja, bu Fatma,. Seperti murid2 ku di sekolah memanggilku,"
" he eeh,. Bu! Ibu guru, bu guru Fatma" tekannya.
"kau masih sekolah? Kelas berapa! " tanya ku lagi, ia terdiam.. Lalu menyeruput kuah bakso yg hampir habis.
" dulu iya,." katanya pelan.

Angin berhembus perlahan, sinar matahari sore memancarkan kilaunya di riak air yg tenang. Seperti kepingan emas yg terapung di atas air. Sungai terpanjang di pulau Sumatera, sungai Batanghari.. Cantik nian,. Sore yg indah di taman tanggo rajo. Berada di tepian sungai sambil menikmati jagung bakar,. Di ujung jalan dekat kerumunan orang2 berjualan makanan, bocah itu menjual suara..

Matahari semakin condong ke barat,. Angin masih setia pada desahnya. Riak2 kecil sungai Batanghari masih menari-nari.

"Aku harus pulang bu guru Fatma" ! Kata nya padaku setengah berlari,.
Ia melambaikan tangan padaku, dengan tangan kiri. Ia masih punya hutang satu lagu lagi pd ku..


Aku membuka lipatan surat yg di berikan penjual jagung sore tadi,.
( suatu kali ku temukan, bunga di tepi jalan.. Siapa yg menanamnya, tak seorang pun mengira.. Bunga di tepi jalan alangkah indah nya.. Oh kasihan kan ku petik. Sebelum layu..)
{ saat buguru Fatma membaca surat ini, berarti hutang satu lagu ku sudah lunas hehee.. Ini "bunga d tepi jalan" nya Koesplus.. Terima kasih baksonya, jarang2 ada yg mau menukar laguku dengan semangkuk bakso, plus es sirop nya jangan.. Mungkin, besok2 buguru Fatma takkan menemukanku ngamen di taman tanggorajo lagi.. Aku tak bisa terus2an menggantungkan hidup pada pamanku, ia juga orang susah.. Jadi kuputuskan saja untuk pergi,. Kemana aku juga belum tahu. Tak perlu kuatir , aku akan baik2 saja.. Aku berharap jika nanti kita tak bertemu lagi, jangan lupakan aku.. Buguru Fatma Salam santunku,. Amat}.
Kulipat kembali surat itu, dan kuletakkan di atas meja. Ia masìh kecil, tiada berayah ibu,sendiri, mencoba bertahan hidup di jalan. Berharap dari mengamen ia dapat melanjutkan sekolahnya, aku ingat betul saat ia berkata, SAYA PENGAMEN, BUKAN PENGEMIS.. Bocah itu membuka mataku, bahwa tak selamanya anak2 yg tak mengenyam pendidikan itu selalu berpikiran "belok kiri". Waktu itu sehabis ngamen di gang siku ia pernah bercerita padaku bhwa pada umur 8 thn ia bersama kedua orang tuanya mengalami kecelakaan, bus yg di tumpanginya masuk dalam jurang. ayah ibu nya meninggal, dia sendiri selamat, walau terpaksa kehilangan tangan kanan nya! Telapak tangan hingga siku, itulah sebabnya ia selalu menggunakan tangan kiri !! Untuk memetik kencrung, ia memasang besi pipìh bulat pada tangan kanan nya. Yg ada pengait di ujungnya, lalu di pasang pick untuk memetik senar.


"Buguru Fatma!" ulangnya,.
"ini aku, Amat.. Pengamen yg delapan tahun lalu menolak uang mönyetmu."
aku tak menyangka bertemu kembali dengan nya, ia tampak lebih berisi kini!
" ini bengkel saya.." katanya lagi sambil menciumi punggung tangan ku, saat aku hendak masuk dalam bengkel besar untuk memperbaiki sepeda motor ku..
/BENGKEL AMAT/
-servis
-ganti oli
-las ketok
-dll..
Ia tidak tau, bahwa aku selalu merindukannya, merindukan panggilannya pada ku. BU GURU FATMA..

4 comments:

  1. uh . . . menyentuh banget critanya bung
    nitip site blog ya http://news-take.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. Cerita yg menyentuh&bsa jd motivasi..jngn menyerah dngan kekurangan qta..

    ReplyDelete