Coret 02

Posted by Fursan Allail On 14:48 | 1 comment
Dua-lima orang terlihat sedang menyapu pelataran alun-alun, dengan seragam 'khas' mereka kuning-kuning, membersihkan sisa-sisa keriuhan tadi malam, pesta kembang api.

Pergantian akhir tahun memang selalu meriah, atau lebih tepatnya 'terpaksa' dibuat meriah. Bagaimana tidak, khabarnya dibutuhkan paling tidak 100 jutaan untuk mendatangkan 'fireworks' tersebut langsung dari China. Suatu angka yg besar untuk ukuran kota kecil ini.

Padahal mahfum diketahui, bahwa tingkat kemiskinan dan gizi buruk tahun ini, meroket, melampaui raihan Lionel Messi dalam membawa klubnya merajai papan klasifika liga Spanyol. Bedanya poin Barca membuat decak kekaguman, sementara prosentase kemiskinan kota ini membuat mengelus dada, miris.

Lalu, apa sebenarnya yg diharapkan dari 'kemubadziran' semalam? Ingin membuat sensasi? Jangan begini dong caranya!

 
___ FA 010113 ___



Permaisuriku, sebelumnya aku ingin meminta maaf-pengertian-dan waktumu. Bahwa aku ingin membaktikan diri disisa usia orang tua kita. Pun kuminta padamu, agar sementara mengesampingkan ego demi mereka.

Karena secara matematis, kebersamaan kita berdua masih lah panjang jika dibandingkan kebersamaan bersama mereka. Walau maut tak kenal hitungan matematis-pragmatis-dan tis tis yg lain.

#Di Ambang Sore


___ FA 010113 ___



Cinta Halal Yang Tak Suci

Malam itu, dadanya terasa sesak. Meminta derai air mata ditumpahkan dalam sedu sedan. Merasa diabaikan. Ah, wanita.. terlalu banyak yang dirasa, seringkali tanpa disertai logika. Dan tiba-tiba teringatlah ia, akan untaian kalimat yang ia baca beberapa hari yang lalu, “..bahwa cinta suci adalah cinta yang semakin mendekatkan kepada-Nya..”

Semakin merenung ia, dan tetes airmata itu tak dapat dibendung lagi. Mungkin perasaan diabaikan hanya sebagai pengabsahan, agar tak terlalu merasa bersalah ketika airmata tumpah. Tangis perlu alasan, walau terkadang ia dicari-cari.

Tak kuasa ia harus berkata-kata, maka ia memilih diam ketika penggenap separuh dien-nya menghubungi lagi. Diam dan diam. Sampai akhirnya wanita itu memutuskan sambungan selulernya.Kemudian jari-jarinya mulai mengetik di selulernya,

“Suamiku yang shalih, afwan.. entah kenapa, malam ini airmataku berdesakan ingin keluar. Afwan.. Biarkan saja malam ini aku menuntaskan sesak di dada ini, afwan katsir..”

“Istriku yang shalihah, semoga deraian airmata itu membuat cinta kita makin suci karena aku mencintaimu karena Allah..”

“Masih ingatkah suamiku? Tentang konsep cinta suci? Kata-kata itu melekat kuat di benakku, terngiang selalu. Apa cinta yang kurasakan memang benar cinta karena-Nya atau karena nafsu..”

Ah, bahkan para pecinta yang meniti cintanya yang halal saja kadang tak tahu, sucikah cinta itu ataukah belum..

Sang suami mengingatkan kembali idealisme mereka ketika ta’aruf. Ya, membangun peradaban. Dan doa yang dilantunkan sang suami malam itu membuat airmatanya sempurna menderas.

“Rabb..Engkaulah alasan kami dalam perjalanan cinta ini, beri kami keikhlasan dalam melaluinya.. Agar semua aral melintang serta prahara yang ada, menjadi nikmat dalam asa menemani perjalanan ini.. Rabb, Engkaulah alasan kami dalam hidup ini, beri kami keridhoan dan kemudahan dalam mengarunginya..agar hina yang ada menjadi indah dalam cintaMu ya Rabb,dalam rahmat dan berkahMu ya Rabb…”

Kata-kata yang terngiang di benak saya, bahwa cinta yang halalpun kadang tak diketahui, sucikah ia ataukah belum. Maka, apalagi cinta yang dibangun selainnya.

#Disadur dan sedikit edit dari Fimadani.com



___ FA 020113 ___



Benci merupakan salah satu kepingan dari perasaan yang disebut cinta. Seperti pahit yang merupakan salah satu bagian dari kemampuan indera perasa. So, jangan pernah mengaku cinta jika belum pernah merasakan benci, seperti halnya indera perasa, ia bisa dikatakan normal-sehat wal afiat jika bisa mengecap semua rasa, termasuk rasa pahit. 


___ FA 030113 ___



Dear kehidupan...

“Kapankah waktu berganti, dari menangisi berganti ditangisi?”
Saya mungkin hanya sebagian kecil hati yang menangisi dia, karena di luar sana ada banyak hati yang kehilangan dia. Saya mungkin tidak begitu berarti oleh nya, karena ada yang lebih berarti untuk nya.

Ada keluarga yang terpukul, ada banyak sahabat yang sampai sekarang menyambangi nisan hijau granit miliknya, mengucapkan selamat jalan, atau sekedar bercerita bahwa dia adalah sahabat kecilnya, yang mengiringi perjalanannya atau teman kampusnya yang sepertinya menangisi semalaman hingga teman-teman yang lain mensupport lewat 'gunjingan' positifnya. Bahwa di rabu malam ‘si aspal jalanan’ membuatnya menemui takdir yang baru.

Yang saya ingat pesannya terakhirnya ,”bahwa takdir Allah tidak ada yang tidak baik dan terima kasih untuk selalu ber amanah ya akhi”. Begitu juga dengan takdir kematian. Kullu Nafsin Daaiqotul Mauut… – Tiap-tiap yang mempunyai jiwa akan merasakan kematian..(Al A’raaf-34).

Dear kehidupan...

Ingatkan bahwa kelak kami yang ditangisi…
Ingatkan bahwa masih ada nafas untuk sebuah pintu taubat-Nya..
Ingatkan bahwa masih ada asa untuk sebuah hidayah-Nya..
Ingatkan bahwa kelak kami juga menghadap-Nya

Akan datang hari mulut dikunci kata tak ada lagi,
Akan tiba masa tak ada suara dari mulut kita.
Berkata tangan kita tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita kemana saja dia melangkahnya

Tidak tahu kita bila harinya
Tanggung jawab, tiba…
Rabbana, tangan kami kaki kami mulut kami
Mata hati kami luruskanlah kukuhkanlah
Di jalan cahaya sempurna

(Ketika kaki & tangan berkata, Taufik Ismail lirik dinyanyikan Alm. Chrisye)

#Mengenang Juni Setiawan, My beloved friend


___ FA 030113 ___



Kesempatan Terbaik

Kesempatan adalah waktu, karena ia hanya datang sekali. Kesempatan adalah peluang, karena anda dapat mengambil atau mengabaikannya. Kesempatan adalah keluasan, karena ia membuka jalan-jalan baru dimasa depan.

Dihadapan anda berjajar pintu-pintu kesempatan tak terhingga yg terbuka lebar. Anda hanya bisa memilih satu dan tak ada jalan kembali. Karenanya, putuskanlah yg terbaik. Nasib tidak memihak pada siapa-siapa, melainkan pada keputusan anda.

Kata pepatah, matahari takkan terbit dua kali untuk membangunkan orang yg tertidur nyenyak. Kesempatan pun takkan mengetuk dua kali agar anda mau membukakan pintu. Bila, toh ia datang lagi, ia menampakkan wajah yg berbeda. Dan kesempatan terbaik yg anda miliki adalah hidup yg hanya sekali ini. Pergunakanlah bukan hanya sebaik-baiknya, namun yg terbaik-baiknya

#Edisi Sihir Hati


___ FA 040113 ___



#Segenggam Garam

Saudaraku, dengarlah. Pahitnya kehidupan,adalah layaknya segenggam garam,tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama,dan memang akan tetap sama.

Tapi, kepahitan yg kita rasakan, akan sangat bergantung dari wadah yg kita miliki. Yakni didasarkan dari perasaan, tempat kita meletakan segalanya. Jadi,saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup,hanya ada satu hal yg bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.

Hatimu,adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu,adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yg mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan


___ FA 050113 ___    

1 comment: